Halloween party ideas 2015

PROFIL DESA

Kondisi Desa
Secara geografis Desa Tempursari terletak pada posisi 7º21`7º31` Lintang Selatan dan 110º10`-111º40` Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 498-500 m diatas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS Kabupaten Malang tahun 2008, selama tahun 2008 curah hujan di Desa Tempursari rata-rata mencapai 25-35 mm. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 35 mm yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu
2000-2008.
Secara administratif, Desa Tempursari terletak di wilayah Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Tlogosari Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang. Di sebelah barat berbatasan dengan Desa Donomulyo Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang. Di sisi selatan berbatasan dengan Desa Kedungsalam  Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang, sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Desa Kedungsalam Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang.
Jarak tempuh Desa Tempursari ke ibu kota kecamatan adalah 3 km, yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 10 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 35 km, yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit.

Kondisi dan Ciri Geologis Wilayah
            Luas wilayah Desa Tempursari adalah 816 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa jenis fungsi lahan, yaitu fasilitas umum, pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dan lain-lain.









Tabel 1
Jenis Lahan Desa Tempursari
No.
Jenis
Luas (Ha)
Ket
1.
Pemukiman
80

2.
Pertanian
236

3.
Perkebunan
409

4.
Hutan Rakyat
25

5.
Fasilitas Umum
1.      Perkantoran
2.      Sekolah
3.      Olahraga
4.      Pemakaman
5.      Tanah bengkok desa

0,50
2
1
1,5
1

6.
Lain-lain (sungai, lereng, dll)
62

JUMLAH
816

Sumber : Profil Desa Tahun 2008
            Wilayah Desa Tempursari secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Pembagian kesuburan tanah Desa Tempursari dapat terpetakan sebagai berikut :
1.      Sangat subur               : 81 Ha
2.      Subur                           : 326 Ha
3.      Sedang                                    : 244 Ha
4.      Tidak subur/kritis        : 82 Ha
Berdasarkan data yang masuk tanaman palawija seperti kedelai, kacang tanah, kacang panjang, jagung, dan ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman buah seperti tomat, pepaya, dan pisang juga mampu menjadi sumber pemasukan (income) yang cukup handal bagi penduduk desa ini. Untuk tanaman perkebunan, jenis tanaman kelapa dan tebu merupakan tanaman handalan. Kondisi alam yang demikian ini telah mengantarkan sektor pertanian secara umum menjadi penyumbang Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) terbesar yaitu Rp. 1.000.000.000 atau hampir 50% dari Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) Desa yang secara total mencapai Rp. 2.000.000.000.
Jenis tanah hitam Desa Tempursari mempunyai karakter yang kurang bagus sebagai lahan pemukiman atau jalan, karena cenderung labil. Akan tetapi, masyarakat Desa Tempursari sudah banyak yang membuat rumah berdinding tembok, meskipun rumah berdinding tembok membutuhkan biaya yang lebih mahal daripada berdinding papan atau bambu yang dapat digolongkan ke dalam rumah semi permanen.
Tekstur tanah hitam yang lembek dan bergerak dapat mengakibatkan jalan-jalan cepat rusak. Oleh sebab itu, pilihan teknologi untuk membangun jalan dengan menggunakan bahan-bahan yang relatif tahan lama menjadi pilihan utama. Sebagai contoh pembangunan jalan rabat beton dan telford.

Sejarah Desa
            Desa Tempursari adalah salah satu desa yang terletak di wilayah Malang Selatan dengan topografi berupa daratan dan perbukitan serta berada pada ketinggian 498 – 510 dari permukaan air laut, sehingga desa ini berhawa sejuk yaitu suhu 25 - 35ºC.
            Awal mulanya Desa Tempursari merupakan hutan belantara. Sekitar tahun 1880 sekelompok orang yang pertama kali masuk ke wilayah ini membuka hutan belantara tersebut. Hal ini terbukti pada prasasti yang dibangun pada era kepemerintahan Kepala Desa Noer Satam. Sekelompok orang yang datang dan membuka hutan tersebut adalah sebagai berikut : Wono Taruno, Wono Dikromo, Kromo Dimejo, Wono Karyo, Kromo Sentono, Sendoko, Tosetiko, Ngadi, Unus, Kasan Rejo, Iro Sentono, dan Kerto Piring.
            Pada waktu itu, wilayah ini dipenuhi dengan harimau yang dikenal dengan sebutan Macan Gembong, diantara mereka yaitu Mbah Wono Taruno bernadzar jika harimau Gembong pergi meninggalkan wilayah ini menjadi sebuah desa. Adapun orang-orang yang pernah memimpin Desa Tempursari adalah sebagai berikut :
1.      Wono Taruno menjabat sebagai Kepala Desa berakhir tahun 1925
2.      Bpk Boniran menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1925 – 1929
3.      Bpk Karyo Utomo menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1929 – 1947
4.      Bpk Pangil menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1947 (selama 17 bulan)
5.      Bpk Suyut menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1948 (selama 17 bulan)
6.      Bpk Pangil menjabat sebagai Kepala Desa selama 17 bulan
7.      Bpk Parto Sewoyo menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1952 – 1970
8.      Bpk Karnawi menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1970 – 1973
9.      Bpk Nursatam menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1973 – 1990
10.  Bpk Poniman menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1990 – 1999
11.  Drs. Adi Sucipto menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1999 – 2004
12.  Pejabat sementara Bpk Suyanto menjabat sebagai Kepala Desa tahun 2004 – 2007
13.  Bpk. Poniman menjabat sebagai Kepala Desa tahun 2007 – 2013
14.  Bpk. Nasikin menjabat sebagai Kepala Desa tahun 2013 – sekarang

Demografis / Kependudukan
            Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2008, jumlah penduduk Desa Tempursari adalah 5.151 jiwa, dengan rincian, laki-laki 2.060 jiwa dan perempuan 2.293 jiwa. Jumlah penduduk ini tergabung dalam 1.384 KK (Kartu Keluarga).
            Agar dapat mendeskripsikan dengan lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa Tempursari maka perlu diidentifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi usia. Untuk memperoleh informasi ini maka perlulah dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel 2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2008
No.
Usia
Jumlah
Persentase (%)
1.
0-4
340 orang
6.60
2.
5-9
290 orang
5.63
3.
10-14
414 orang
8.04
4.
15-19
437 orang
8.48
5.
20-24
424 orang
8.23
6.
25-29
437 orang
8.48
7.
30-34
402 orang
7.80
8.
35-39
466 orang
9.05
9.
40-44
420 orang
8.15
10.
45-49
439 orang
8.52
11.
50-54
330 orang
6.41
12.
55-58
355 orang
6.69
13.
>59
397 orang
7.71
Jumlah Total
5.151 orang
100

            Dari data di atas dapat diketahui bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun di Desa Tempursari sekitar 2.588 orang atau hampir 50.24%. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.

Tabel 3
Data Rincian Kesejahteraan Masyarakat
No.
Kategori
Jumlah (KK)
Keterangan
1.
Pra Sejahtera
336
Sangat Miskin
2.
Sejahtera I
748
Miskin
3.
Sejahtera II
150
Sedang
4.
Sejahtera III
40
Kaya
5.
Sejahtera III Plus
40
Sangat Kaya
Jumlah Total
1.384 KK
-
Sumber : Profil Desa Tahun 2008
            Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui bahwa 50% keluarga di Desa Tempursari masuk ke dalam kategori miskin.

Pendidikan
            Eksistensi pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka dapat mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang akan mendorong tumbuhnya keterampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru. Dengan sendirinya, akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan. Pendidikan juga dapat mempertajam sistematika berpikir atau pola pikir individu, selain mudah menerima informasi yang lebih maju dan tidak gagap teknologi. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan tingkat rata-rata pendidikan warga Desa Tempursari.

Tabel 4
Tamatan Sekolah Masyarakat

No.
Keterangan
Jumlah
Persentase (%)
1.
Buta Huruf Usia > 50 tahun ke atas
25
0.49
2.
Tidak Tamat SD
950
18.44
3.
Tamat Sekolah SD
1551
30.11
4.
Tamat Sekolah SMP
1280
24.85
5.
Tamat Sekolah SMA
1043
20.25
6.
Tamat Sekolah PT/Akademi
299
5.80
7.
Tamat Strata II
3
0.06
Jumlah Total
5.151
100
Sumber data : Profil Desa Tahun 2008
            Rentetan data kualitatif di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Desa Tempursari hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD sampai SMP). Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri. Sebab ilmu pengetahuan setara dengan kekuasaan yang akan berimplikasi pada penciptaan kebaikan kehidupan.
            Rendahnya kualitas pendidikan di Desa Tempursari, tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada. Di samping itu, tentunya masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat juga mempengaruhi kualitas pendidikan. Sarana pendidikan di Desa Tempursari baru tersedia di level pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP), sementara akses ke pendidikan menengah ke atas berada di tempat lain yang relatif jauh.
            Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Tempursari yaitu melalui pelatihan dan kursus. Namun sarana atau lembaga ini ternyata juga belum tersedia dengan baik di Desa Tempursari. Bahkan, beberapa lembaga bimbel dan pelatihan belum ada di Desa Tempursari. Inilah yang menjadi persoalan dasar Desa Tempursari yang harus segera ditangani oleh Pemerintahan Desa Tempursari sekarang ini.

Kesehatan
            Masalah kesehatan adalah hak setiap orang dan merupakan aset yang amat penting bagi masa depan bangsa secara umum. Masyarakat yang produktif adalah masyarakat yang sehat fisik dan mentalnya. Salah satu cara untuk mengukur status kesehatan masyarakat adalah dengan mencermati banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Laporan warga menunjukkan adanya gejala masyarakat yang terserang penyakit relatif tinggi, yang antara lain disebabkan oleh infeksi pernapasan akut bagian atas, DB, cikungunya, penyakit sistem otot dan jaringan pengikat. Data tersebut menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup membahayakan dan durasi kesembuhannya juga cukup lama, yang diantaranya disebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya produktifitas masyarakat Desa Tempursari secara umum.
Tabel 5
Data Kesehatan Masyarakat
No.
Uraian
Jumlah
Persentase (%)
1.
Cacat Mental
8
0.16
2.
Bibir Sumbing
3
0.06
3.
Tuna Wicara
10
0.19
4.
Tuna Rungu
18
0.14
5.
Tuna Netra
7
0.35
6.
Lumpuh
15
0.29
Jumlah Total
61
1.18
            Sumber data : Profil Desa Tahun 2008

            Hal yang perlu juga dipaparkan disini adalah keikutsertaan masyarakat dalam Program Kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah.

Tabel 6
Data Keikutsertaan Masyarakat dalam Program Kesehatan

No.
Nama Program
Jumlah
Keterangan
1.
KB
725
Aktif
2.
Imunisasi Polio dan DPT-1
158
Bayi
Jumlah Total
883
Tinggi
Sumber data : Profil Desa Tahun 2008
            Tingkat partisipasi demikian ini relatif tinggi. Walaupun sarana dan prasarana kesehatan kurang merata dan memadai. Hal ini terlihat dari kondisi bangunan Polindes yang memprihatinkan dan harus segera ditindaklanjuti.
            Hal yang perlu juga dipaparkan disini adalah kualitas balita. Dalam hal ini, dari jumlah 340 balita di Tahun 2008, masih terdapat 4 balita bergizi buruk, 26 balita bergizi kurang dan lainnya sedang dan baik. Hal inilah kiranya yang perlu ditingkatkan perhatiannya agar kualitas balita Desa Tempursari ke depan menjadi lebih baik.

Mata Pencaharian
            Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Tempursari dapat teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain.

Tabel 7
Data Mata Pencaharian

No.
Macam Pekerjaan
Jumlah
Persentase (%)
1.
Pertanian
1.157 Orang
55.65
2.
Jasa/Perdagangan
1.      Jasa Pemerintahan
2.      Jasa Perdagangan
3.      Jasa Angkutan
4.      Jasa Keterampilan
5.      Jasa Lainnya

103 Orang
80 Orang
49 Orang
64 Orang
25 Orang

4.95
3.85
2.36
3.08
1.20
3.
Sektor Industri
207 Orang
9.96
4.
Sektor Lain
394 Orang
18.95
Jumlah
2.079 Orang
100

            Dengan melihat data diatas maka angka pengangguran di Desa Tempursari masih cukup tinggi. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa jumlah penduduk usia 15-55 yang belum bekerja berjumlah 415 orang dari jumlah angkatan kerja sekitar 2.494 orang. Angka-angka inilah yang merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Tempursari.

Keadaan Sosial
            Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Tempursari dapat dilihat dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres, pilkada, dan pilgub) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.
            Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilih karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran, dan kedekatannya dengan warga desa. Kepala Desa bisa diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap.
            Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan Kepala Desa Tempursari pada tahun 2007. Pada pilihan kepala desa yang diikuti oleh dua orang kandidat di tahun 2007 itu partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni hampir 95 %.
            Pada bulan Juli dan November 2008 lalu masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur putaran I dan II secara langsung. Walaupun tingkat partisipasinya lebih rendah daripada pilihan Kepala Desa, namun hampir 70 % daftar pemilih tetap, memberikan hak pilihnya. Ini adalah progress demokrasi yang cukup signifikan di Desa Tempursari.
             Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan normal. Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan kembalinya kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus menerus terjebak dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan kehidupan yang penuh tolong-menolong maupun gotong-royong.
            Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu melibatkan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian, terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Tempursari mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.
            Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa Tempursari mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian masyarakat Desa Tempursari kurang mempunyai greget, terutama yang berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan, dan kepentingan masyarakat secara langsung.
            Berkaitan dengan letaknya yang berada di Jawa Timur suasana budaya masyarakat Jawa sangat terasa di Desa Tempursari. Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Jawa/Islam, masih adanya budaya nyadran, slametan, tahlilan, mithoni, dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Jawa.
            Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Tempursari. Dalam rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan budaya di Desa Tempursari. Tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.

Bencana Alam dan Sosial
            Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan sosial yang cukup berarti di Desa Tempursari. Isu-isu terkait tema ini, seperti kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan masyarakat dan sosial.
            Namun demikian, bukan berarti Desa Tempursari aman dari resiko bencana alam, khususnya Tsunami, tanah longsor, dan gempa bumi. Karena, wilayah Desa Tempursari dekat dengan Pantai Selatan Samudra Hindia yang sering terjadi gempa bumi dan tsunami. Selain itu, mengingat wilayah Desa Tempursari yang berupa perbukitan, maka cukup rawan terjadi bencana tanah longsor.
            Karena hal di atas, maka antisipasi terhadap bencana alam harus selalu dilakukan. Diperlukan juga sarana dan prasarana untuk mengantisipasi hal tersebut.

Keadaan Ekonomi
            Berdasarkan data di atas diketahui bahwa keadaan ekonomi masyarakat Desa Tempursari tergolong ekonomi lemah. Dengan demikian perlu penanganan lebih lanjut, khususnya penyediaan lapangan pekerjaan. Karena sebagian besar masyarakat Desa Tempursari bermata pencaharian sebagai buruh tani, maka perlu intensifikasi pertanian.

Kondisi Pemerintahan Desa
            Keberadaan Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan Desa Tempursari memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut, terutama terkait dengan pemerintahan pada level di atasnya. Dari kumpulan Rukun Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga; RW) terbentuk.
            Wilayah Desa Tempursari terbagi menjadi 46 Rukun Tetangga. Rukun tetangga tersebut tergabung ke dalam 12 Rukun Warga (RW) yang tergabung ke dalam 4 Dusun yaitu: Dusun Tempursari Utara, Dusun Tempursari Selatan, Dusun Sumbergentong Utara, dan Dusun Sumbergentong Selatan. Setiap dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat ini.
            Sebagai sebuah desa, sudah tentu struktur kepemimpinan Desa Tempursari tidak lepas dari struktur administratif pemerintahan pada level di atasnya. Hal ini dapat dilihat dalam bagan berikut ini:

Bagan I
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Desa Tempursari

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   
Tabel 8
Nama Pejabat Pemerintah Desa Tempursari

No.
Nama
Jabatan
1.
Nasikin
Kepala Desa
2.
Yuni
Sekretaris Desa
3.
Slamet
Staf Urusan Pemerintahan
4.
Solikin
Staf Urusan Keuangan
5.
Yuni
Staf Urusan Umum
6.
M. Alfan
Kaur Kesra / Modin
7.
Rudi S.
Seksi Pembangunan
8.
Didik Kurniawan
Kasun Tempursari Utara
9.
K. Suyanto (alm)
Kasun Tempursari Selatan
10.
Irwanto
Kasun Sumbergentong Utara
11.
Waris
Kasun Sumbergentong Selatan

Tabel 9
Daftar Pengurus Badan Permusyawaratan Desa Tempursari

No.
Nama
Jabatan
1.
Agus Winarna
Ketua
2.
Suwandrianto
Wakil Ketua
3.
Datok Sasono
Sekretaris
4.
FX Suyadi
Bendahara
5.
Sihwidiati
Anggota
6.
Bambang Sutrisno
Anggota
7.
M. Mujianto
Anggota

Tabel 10
Daftar Pengurus LPMD Tempursari

No.
Nama
Jabatan
1.
Suryono
Ketua
2.
Sutatik
Ketua 2
3.
Saiful Mustofa
Sekretaris
4.
Adi Susanto
Bendahara
5.
Alfan Masud
Sie Agama
6.
Erni Kartika Wati
Sie Kesehatan
7.
Partin Trihartini
Sie Perempuan
8.
Sutrisno
Sie Pendidikan
9.
Baruno Suradi
Sie Pembangunan
10.
Yatimun Hendrianto
Sie Kesenian
11.
Hartono
Sie Humas
12.
Gatot
Sie Lingkungan
13.
Trimoyudo
Sie Keamanan
14.
Nanang Triswoko
Sie Olahraga
15.
Slamet Riyadi
Sie Ekonomi
16.
Suprapto
Sie Budaya
17.
Supremi
Sie Hukum

            Secara umum pelayanan pemerintahan Desa Tempursari kepada masyarakat sangat memuaskan. Beberapa warga menyatakan bahwa pelayanan umum seperti pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dapat dikerjakan sesuai harapan. Begitu pula untuk pengurusan surat-surat penting lainnya seperti akta kenal lahir dan akta kematian, sehingga secara umum masyarakat merasa terlayani secara baik.


POTENSI DAN MASALAH
Potensi
            Potensi dan hambatan didapatkan dari pengolahan hasil musrenbangdes, wawancara, dan observasi per-dusun. Berbagai data yang masuk kemudian di display dan dipilah untuk ditarik sebagai potensi dan hambatan pembangunan Desa Tempursari. Dari sini tergambar dan dapat teridentifikasi bahwa Desa Tempursari memiliki potensi yang sangat besar, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Sampai saat ini, potensi sumber daya yang ada belum benar-benar optimal diberdayakan. Hal ini terjadi dikarenakan belum teratasinya berbagai hambatan dan tantangan yang ada.
1.      Potensi
A.    Sumber Daya Alam
                                            i.            Lahan pertanian (sawah) yang masih dapat ditingkatkan produktivitasnya karena saat ini belum dikerjakan secara optimal
                                          ii.            Lahan perkebunan dan pekarangan yang subur, belum dikelola secara maksimal khususnya kelapa dan bambu
                                        iii.            Adanya penambangan tanah tras yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau material bangunan
                                        iv.            Wilayah Desa Tempursari sangat baik untuk mengembangkan peternakan seperti sapi, kambing, bebek, dan ternak lain, mengingat banyaknya pakan untuk jenis ternak tersebut, sedangkan bidang usaha ini baru menjadi usaha sampingan.
                                          v.            Banyaknya sisa kotoran ternak sapi dan kambing, memungkinkan untuk dikembangkan usaha pembuatan pupuk organik dan biogas.
                                        vi.            Adanya usaha perikanan air tawar
                                      vii.            Adanya usaha meubelir dan perbengkelan
B.     Sumber Daya Manusia
                                            i.            Siklus dan ritme kehidupan warga masyarakat yang dari masa ke masa relatif teratur dan terjaga adatnya.
                                          ii.            Hubungan yang baik dan kondusif antara kepala desa, pamong desa, dan masyarakat merupakan publik sphere yang ideal untuk terjadinya pembangunan desa.
                                        iii.            Besarnya penduduk usia produktif disertai etos  kerja masyarakat yang tinggi.
                                        iv.            Cukup tingginya partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemeliharaan pembangunan desa.
                                          v.            Masih hidupnya tradisi gotong royong dan kerja bakti masyarakat. Inilah salah satu bentuk partisipasi warga.
                                        vi.            Besarnya sumber daya perempuan usia produktif sebagai tenaga produktif yang dapat mendorong potensi industri rumah tangga
                                      vii.            Masih adanya swadaya masyarakat (urunan untuk pembangunan)
                                    viii.            Kemampuan bertani yang diwariskan secara turun-temurun.
                                        ix.            Adanya kader kesehatan yang cukup, dari bidan sampai para kader di posyandu yang ada di setiap dusun.
                                          x.            Adanya penduduk yang mampu membuat kerajinn pemeubelan kayu.
                                        xi.            Adanya kelembagaan, organisasi, dan kelompok-kelompok, pertanian usaha dan keagamaan desa, memudahkan dalam berkoordinasi setiap kegiatan pembangunan.
2.      Hambatan dan tantangan
a.       Rusaknya jalan poros desa yang menguhubungkan Desa Tempursari dengan daerah lain, terutama Tlogosari
b.      Keadaan sarana infrastruktur jalan yang masih berupa tanah dan makadam, menyebabkan transportasi kurang lancar dan bermasalah
c.       Sulitnya pengairan pertanian terutama untuk areal persawahan, yang selama ini hanya mengandalkan air hujan dan air irigasi.
d.      Banyaknya saluran irigasi pertania  primer dan sekunder yang rusak karena sumber air untuk irigasi yang tak terjaga.
e.       Kurangnya penguasaan teknologi pertanian sehingga menyebabkan kurang maksimalnya hasil pertanian.
f.       Kurang maksimalnya pengelolaan hasil paksa panen
g.      Rendahnya kualitas pendidikan mayoritas warga Desa Tempursari, sehingga kurang mampu bersaing dalam memperoleh pekerjaan maupun membuka dan menciptakan lapangan baru.
h.      Usaha meubelir, kerajinan, dan pembengkelan belum mendapatkan perhatian yang cukup terutama soal permodalan dan pemasaran.
i.        Masih minimnya fasilitas umum, terutama fasilitas kesehatan (sarana dan tenaga medis) dan fasilitas pendidikan.
j.        Masih minimnya pelatihan, workshop, dan kursus untuk meningkatkan kemampuan usaha warga.
k.      Belum maksimalnya peran dan fungsi kelembagaan yang ada, baik ditingkat desa maupun ditingkat pendukuhan
l.        Masih minimnya penghasilan ekonomi aparat pemerintahan desa menyebabkan adanya tata kinerja yang tidak optimal.

Peta Permasalahan
            Daftar peta permasalahan ini didapat dari hasil musrenbangdes penyusunan RPJM Desa Tempursari yang menghadirkan masing-masing perwakilan dusun yang berkompeten dan mewakili unsur-unsur yang ada di dalamnya. Sebagai data tambahan, upaya observasi dan wawancara dengan para pihak terkait juga dilakukan, sehingga dimungkinkan tidak ada masalah, potensi dan usulan perencanaan pembangunan desa yang tercecer.
            Semua pandangan yang muncul diinventarisir, dicoding, dan diskoring, untuk kemudian diurutkan berdasarkan nilai permasalahan yang mendapat skoring terbanyak di masing-masing bidang. Karena begitu banyaknya masalah yang masuk maka diupayakan reduksi data, sehingga masalah di sini benar-benar masalah pokok dan penting.
            Dibawah ini adalah daftar masalah yang secara kualitatif dirasakan oleh masyarakat di masing-masing dusun.
1.      Hasil Musrenbangdes untuk identifikasi masalah Dusun Tempursari Utara
No.
Bidang
Masalah
1.
Pendidikan
1.      Kurangnya pengertian manfaat pendidikan
2.      Kurangnya dukungan dari orang tua
3.      Biaya sekolah tinggi
2.
Kesehatan
1.      Kurangnya kesadaran ibu tentang kesehatan keluarga
2.      Kurangnya kebersihan lingkungan
3.      Tidak tersedianya air bersih dan air terlalu banyak mengandung zat kapur
3.
Sarana dan Prasarana
1.      Kondisi jalan rusak
2.      Jembatan penghubung antar desa kurang memadai
3.      Gedung polindes perlu renovasi
4.
Lingkungan Hidup
1.      Kekeringan
2.      Pembuangan sampah sembarangan
5.
Sosial dan Budaya
1.      Kurang kompaknya pemuda, sehingga sering menimbulkan gesekan dan konflik kepentingan
2.      Kurangnya alat kesenian
3.      Budaya jawa kurang diminati pemuda
6.
Pemerintahan
1.      Masih minimnya penghasilan ekonomi aparat pemerintahan
2.      Belum adanya sarana pemerintahan (Balai Dukuh)
7.
Koperasi dan Usaha Masyarakat
1.      Banyaknya warga yang tidak mempunyai pekerjaan tetap
2.      Penghasilan pertanian kurang
3.      Pembelian pupuk pada masa tanam sulit
4.      Banyaknya pengangguran
8.
Pertanian
1.      Banyak hama tikus, sehingga hasil panen berkurang
2.      Belum berfungsinya kelompok tani
3.      Kelangkaan pupuk saat musim tanam
9.
Kehutanan
-
10.
Pertambangan
-
11.
Pariwisata
-
12.
Kelautan
-

2.      Hasil Musrenbangdes untuk identifikasi masalah Dusun Tempursari Selatan
No.
Bidang
Masalah
1.
Pendidikan
1.      Tingginya biaya pendidikan tingkat SLTP keatas
2.      Tidak ada pelatihan peningkatan SDM
3.      Tidak adanya lembaga pendidikan non-formal yang mampu melatih keterampilan warga
2.
Kesehatan
1.      Rendahnya gizi balita
2.      Tingginya biaya kesehatan
3.      Rendahnya kesadaran periksa kehamilan
4.      Rendahnya tingkat penyuluhan kesehatan
5.      Tidak tersedianya sarana kesehatan secara lengkap
6.      Kandungan zat kapur pada air minum terlalu tinggi
7.      Kurangnya pemberantasan sarang nyamuk menyebabkan banyak warga yang kena demam berdarah dan chikungunya
8.      Banyak warga yang belum mempunyai MCK
3.
Sarana dan Prasarana
1.      Rendahnya fasilitas mutu jalan
2.      Sarana kesehatan perlu ditingkatkan
3.      Sarana air bersih
4.      Irigasi Pertanian
4.
Lingkungan Hidup
1.      Tempat pembuangan dan pengolahan limbah keluarga
5.
Sosial dan Budaya
1.      Kurangnya pengembangan seni tradisional
2.      Ditingkatkannya pengembangan budaya melalui pendidikan
3.      Munculnya kesenjangan dan konflik sosial dari program bantuan sosial semacam BLT dan lainnya
4.      Tawuran dan konflik warga dalam acara seni dan budaya
6.
Koperasi dan Usaha Masyarakat
1.      Kurangnya pengetahuan dan pengelolaan Koperasi
2.      Rendahnya kemampuan kewirausahaan
3.      Belum adanya sarana dan prasarana koperasi
4.      Industri kecil masih menerapkan sistem secara tradisional (manual)
7.
Pertanian
1.      Banyak hama tikus, sehingga hasil panen berkurang
2.      Belum berfungsinya kelompok tani secara maksimal
3.      Kelangkaan pupuk saat musim tanam
4.      Kurangnya penyuluhan pertanian
8.
Kehutanan
-
9.
Pertambangan
1.      Penggalian hasil tambang masih dengan cara manual
10.
Pariwisata
-
11.
Kelautan
-

3.      Hasil Musrenbangdes untuk identifikasi masalah Dusun Sumbergentong Utara
No.
Bidang
Masalah
1.
Pendidikan
1.      Tingginya biaya pendidikan tingkat SLTP keatas
2.      Tidak ada pelatihan peningkatan SDM
3.      Tidak adanya lembaga pendidikan non-formal yang mampu melatih keterampilan warga
2.
Kesehatan
1.      Partisipasi imunisasi warga rendah dan sarana air bersih kurang
2.      Kurangnya pemberantasan sarang nyamuk menyebabkan banyak warga yang kena demam berdarah dan chikungunya
3.      Rendahnya kesadaran periksa kehamilan
4.      Rendahnya tingkat penyuluhan kesehatan
5.      Tidak tersedianya sarana kesehatan secara lengkap
6.      Kandungan zat kapur pada air minum terlalu tinggi.
7.      Kurang tersedianya air bersih
3.
Sarana dan Prasarana
1.      Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah
2.      Sarana jalan dusun banyak yang rusak
3.      Rendahnya fasilitas mutu jalan
4.      Sarana kesehatan perlu ditingkatkan
5.      Belum dibangunnya irigasi pertanian secara merata
4.
Lingkungan Hidup
1.      Kekeringan
2.      Pembuangan sampah sembarangan
5.
Sosial dan Budaya
1.      Munculnya kesenjangan dan konflik sosial dari program bantuan sosial semacam BLT dan lainnya
2.      Tawuran dan konflik warga dalam acara seni dan budaya
3.      Kurangnya pengembangan seni tradisional
4.      Ditingkatkannya pengembangan budaya melalui pendidikan
6.
Pemerintahan
1.      Masih minimnya penghasilan ekonomi aparat pemerintahan
2.      Tidak adanya pelatihan administrasi dan pemerintahan
7.
Koperasi dan Usaha Masyarakat
1.      Problematika sektor pertanian meliputi: rendahnya wawasan pertanian alternatif, pupuk mahal, irigasi sulit, permainan harga panen oleh tengkulak
2.      Lapangan kerja terbatas dan banyak pengangguran
3.      Kurangnya pengetahuan dan pengelolaan Koperasi
4.      Rendahnya kemampuan kewirausahaan
5.      Belum adanya sarana dan prasarana koperasi
6.      Industri kecil masih menerapkan sistem secara tradisional (manual)
8.
Pertanian
1.      Banyak hama tikus, sehingga hasil panen berkurang
2.      Belum berfungsinya kelompok tani secara maksimal
3.      Kelangkaan pupuk saat musim tanam
4.      Kurangnya penyuluhan pertanian
9.
Kehutanan
-
10.
Pertambangan
1.      Penggalian hasil tambang masih dengan cara manual
11.
Pariwisata
-
12.
Kelautan
-

4.      Hasil Musrenbangdes untuk identifikasi masalah Dusun Sumbergentong Selatan
No.
Bidang
Masalah
1.
Pendidikan
1.      Tingginya biaya pendidikan tingkat SLTP keatas
2.      Tidak ada pelatihan peningkatan SDM
2.
Kesehatan
1.      Partisipasi imunisasi warga rendah dan sarana air bersih kurang
2.      Kurangnya pemberantasan sarang nyamuk menyebabkan banyak warga yang kena demam berdarah dan chikungunya
3.      Rendahnya kesadaran periksa kehamilan
4.      Rendahnya tingkat penyuluhan kesehatan
5.      Tidak tersedianya sarana kesehatan
6.      Kandungan zat kapur pada air minum terlalu tinggi.
8.      Kurang tersedianya air bersih
3.
Sarana dan Prasarana
1.      Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah
2.      Sarana jalan dusun banyak yang rusak
3.      Rendahnya fasilitas mutu jalan
4.      Sarana kesehatan perlu ditingkatkan
5.      Belum dibangunnya irigasi pertanian secara merata
4.
Lingkungan Hidup
1.      Pembuangan sampah sembarangan
5.
Sosial dan Budaya
1.      Munculnya kesenjangan dan konflik sosial dari program bantuan sosial semacam BLT dan lainnya
2.      Tawuran dan konflik warga dalam acara seni dan budaya
3.      Kurangnya pengembangan seni tradisional
4.      Ditingkatkannya pengembangan budaya melalui pendidikan
5.      Belum terkoordinirnya SDM yang ada
6.
Pemerintahan
1.      Masih minimnya penghasilan ekonomi aparat pemerintahan
2.      Tidak adanya pelatihan administrasi dan pemerintahan
7.
Koperasi dan Usaha Masyarakat
1.      Problematika sektor pertanian meliputi: rendahnya wawasan pertanian alternatif, pupuk mahal, irigasi sulit, permainan harga panen oleh tengkulak
2.      Lapangan kerja terbatas dan banyak pengangguran
3.      Kurangnya pengetahuan dan pengelolaan Koperasi
4.      Rendahnya kemampuan kewirausahaan
5.      Belum adanya sarana dan prasarana koperasi
6.      Industri kecil masih menerapkan sistem secara tradisional (manual)
8.
Pertanian
1.      Banyak hama tikus, sehingga hasil panen berkurang
2.      Belum berfungsinya kelompok tani secara maksimal
3.      Kelangkaan pupuk saat musim tanam
4.      Kurangnya penyuluhan pertanian
9.
Kehutanan
-
10.
Pertambangan
1.      Penggalian hasil tambang masih dengan cara manual
11.
Pariwisata
-
12.
Kelautan
-




















Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

Posting Komentar

Posting Komentar

    Diberdayakan oleh Blogger.