Kondisi Desa
Secara
geografis Desa Tempursari terletak pada posisi 7º21`7º31` Lintang Selatan dan
110º10`-111º40` Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa
daratan sedang yaitu sekitar 498-500 m diatas permukaan air laut. Berdasarkan
data BPS Kabupaten Malang tahun 2008, selama tahun 2008 curah hujan di Desa
Tempursari rata-rata mencapai 25-35 mm. Curah hujan terbanyak terjadi pada
bulan Desember hingga mencapai 35 mm yang merupakan curah hujan tertinggi
selama kurun waktu
2000-2008.
2000-2008.
Secara
administratif, Desa Tempursari terletak di wilayah Kecamatan Donomulyo
Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di
sebelah utara berbatasan dengan Desa Tlogosari Kecamatan Donomulyo Kabupaten
Malang. Di sebelah barat berbatasan dengan Desa Donomulyo Kecamatan Donomulyo
Kabupaten Malang. Di sisi selatan berbatasan dengan Desa Kedungsalam Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang,
sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Desa Kedungsalam Kecamatan Donomulyo
Kabupaten Malang.
Jarak
tempuh Desa Tempursari ke ibu kota kecamatan adalah 3 km, yang dapat ditempuh
dalam waktu sekitar 10 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten
adalah 35 km, yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit.
Kondisi dan Ciri Geologis
Wilayah
Luas wilayah Desa Tempursari adalah
816 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa jenis fungsi lahan, yaitu
fasilitas umum, pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dan
lain-lain.
Tabel
1
Jenis
Lahan Desa Tempursari
No.
|
Jenis
|
Luas
(Ha)
|
Ket
|
1.
|
Pemukiman
|
80
|
|
2.
|
Pertanian
|
236
|
|
3.
|
Perkebunan
|
409
|
|
4.
|
Hutan
Rakyat
|
25
|
|
5.
|
Fasilitas
Umum
1.
Perkantoran
2.
Sekolah
3.
Olahraga
4.
Pemakaman
5.
Tanah bengkok desa
|
0,50
2
1
1,5
1
|
|
6.
|
Lain-lain
(sungai, lereng, dll)
|
62
|
|
JUMLAH
|
816
|
Sumber
: Profil Desa Tahun 2008
Wilayah Desa Tempursari secara umum
mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai
lahan pertanian dan perkebunan. Pembagian kesuburan tanah Desa Tempursari dapat
terpetakan sebagai berikut :
1. Sangat
subur : 81 Ha
2. Subur : 326 Ha
3. Sedang : 244 Ha
4. Tidak
subur/kritis : 82 Ha
Berdasarkan data yang masuk tanaman
palawija seperti kedelai, kacang tanah, kacang panjang, jagung, dan ubi kayu,
ubi jalar, serta tanaman buah seperti tomat, pepaya, dan pisang juga mampu
menjadi sumber pemasukan (income)
yang cukup handal bagi penduduk desa ini. Untuk tanaman perkebunan, jenis
tanaman kelapa dan tebu merupakan tanaman handalan. Kondisi alam yang demikian
ini telah mengantarkan sektor pertanian secara umum menjadi penyumbang Produk
Domestik Desa Bruto (PDDB) terbesar yaitu Rp. 1.000.000.000 atau hampir 50%
dari Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) Desa yang secara total mencapai Rp.
2.000.000.000.
Jenis tanah hitam Desa Tempursari
mempunyai karakter yang kurang bagus sebagai lahan pemukiman atau jalan, karena
cenderung labil. Akan tetapi, masyarakat Desa Tempursari sudah banyak yang
membuat rumah berdinding tembok, meskipun rumah berdinding tembok membutuhkan
biaya yang lebih mahal daripada berdinding papan atau bambu yang dapat
digolongkan ke dalam rumah semi permanen.
Tekstur tanah hitam yang lembek dan
bergerak dapat mengakibatkan jalan-jalan cepat rusak. Oleh sebab itu, pilihan
teknologi untuk membangun jalan dengan menggunakan bahan-bahan yang relatif
tahan lama menjadi pilihan utama. Sebagai contoh pembangunan jalan rabat beton
dan telford.
Sejarah Desa
Desa Tempursari adalah salah satu
desa yang terletak di wilayah Malang Selatan dengan topografi berupa daratan
dan perbukitan serta berada pada ketinggian 498 – 510 dari permukaan air laut,
sehingga desa ini berhawa sejuk yaitu suhu 25 - 35ºC.
Awal mulanya Desa Tempursari
merupakan hutan belantara. Sekitar tahun 1880 sekelompok orang yang pertama
kali masuk ke wilayah ini membuka hutan belantara tersebut. Hal ini terbukti
pada prasasti yang dibangun pada era kepemerintahan Kepala Desa Noer Satam.
Sekelompok orang yang datang dan membuka hutan tersebut adalah sebagai berikut
: Wono Taruno, Wono Dikromo, Kromo Dimejo, Wono Karyo, Kromo Sentono, Sendoko,
Tosetiko, Ngadi, Unus, Kasan Rejo, Iro Sentono, dan Kerto Piring.
Pada waktu itu, wilayah ini dipenuhi
dengan harimau yang dikenal dengan sebutan Macan Gembong, diantara mereka yaitu
Mbah Wono Taruno bernadzar jika harimau Gembong pergi meninggalkan wilayah ini
menjadi sebuah desa. Adapun orang-orang yang pernah memimpin Desa Tempursari
adalah sebagai berikut :
1. Wono
Taruno menjabat sebagai Kepala Desa berakhir tahun 1925
2. Bpk
Boniran menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1925 – 1929
3. Bpk
Karyo Utomo menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1929 – 1947
4. Bpk
Pangil menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1947 (selama 17 bulan)
5. Bpk
Suyut menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1948 (selama 17 bulan)
6. Bpk
Pangil menjabat sebagai Kepala Desa selama 17 bulan
7. Bpk
Parto Sewoyo menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1952 – 1970
8. Bpk
Karnawi menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1970 – 1973
9. Bpk
Nursatam menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1973 – 1990
10. Bpk
Poniman menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1990 – 1999
11. Drs.
Adi Sucipto menjabat sebagai Kepala Desa tahun 1999 – 2004
12. Pejabat
sementara Bpk Suyanto menjabat sebagai Kepala Desa tahun 2004 – 2007
13. Bpk.
Poniman menjabat sebagai Kepala Desa tahun 2007 – 2013
14. Bpk.
Nasikin menjabat sebagai Kepala Desa tahun 2013 – sekarang
Demografis /
Kependudukan
Berdasarkan data Administrasi
Pemerintahan Desa tahun 2008, jumlah penduduk Desa Tempursari adalah 5.151
jiwa, dengan rincian, laki-laki 2.060 jiwa dan perempuan 2.293 jiwa. Jumlah
penduduk ini tergabung dalam 1.384 KK (Kartu Keluarga).
Agar dapat mendeskripsikan dengan
lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa Tempursari maka
perlu diidentifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi
usia. Untuk memperoleh informasi ini maka perlulah dibuat tabel sebagai
berikut:
Tabel
2
Jumlah
Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2008
No.
|
Usia
|
Jumlah
|
Persentase
(%)
|
1.
|
0-4
|
340 orang
|
6.60
|
2.
|
5-9
|
290 orang
|
5.63
|
3.
|
10-14
|
414 orang
|
8.04
|
4.
|
15-19
|
437 orang
|
8.48
|
5.
|
20-24
|
424 orang
|
8.23
|
6.
|
25-29
|
437 orang
|
8.48
|
7.
|
30-34
|
402 orang
|
7.80
|
8.
|
35-39
|
466 orang
|
9.05
|
9.
|
40-44
|
420 orang
|
8.15
|
10.
|
45-49
|
439 orang
|
8.52
|
11.
|
50-54
|
330 orang
|
6.41
|
12.
|
55-58
|
355 orang
|
6.69
|
13.
|
>59
|
397 orang
|
7.71
|
Jumlah
Total
|
5.151
orang
|
100
|
Dari data di atas dapat diketahui
bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun di Desa Tempursari sekitar
2.588 orang atau hampir 50.24%. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan
tenaga produktif dan SDM.
Tabel
3
Data
Rincian Kesejahteraan Masyarakat
No.
|
Kategori
|
Jumlah
(KK)
|
Keterangan
|
1.
|
Pra
Sejahtera
|
336
|
Sangat Miskin
|
2.
|
Sejahtera
I
|
748
|
Miskin
|
3.
|
Sejahtera
II
|
150
|
Sedang
|
4.
|
Sejahtera
III
|
40
|
Kaya
|
5.
|
Sejahtera
III Plus
|
40
|
Sangat Kaya
|
Jumlah
Total
|
1.384
KK
|
-
|
Sumber
: Profil Desa Tahun 2008
Berdasarkan data di atas, maka dapat
diketahui bahwa 50% keluarga di Desa Tempursari masuk ke dalam kategori miskin.
Pendidikan
Eksistensi pendidikan adalah satu
hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan
tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi,
maka dapat mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang akan mendorong
tumbuhnya keterampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru. Dengan
sendirinya, akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran
dan kemiskinan. Pendidikan juga dapat mempertajam sistematika berpikir atau
pola pikir individu, selain mudah menerima informasi yang lebih maju dan tidak
gagap teknologi. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan tingkat rata-rata
pendidikan warga Desa Tempursari.
Tabel
4
Tamatan
Sekolah Masyarakat
No.
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Persentase
(%)
|
1.
|
Buta
Huruf Usia > 50 tahun ke atas
|
25
|
0.49
|
2.
|
Tidak
Tamat SD
|
950
|
18.44
|
3.
|
Tamat
Sekolah SD
|
1551
|
30.11
|
4.
|
Tamat
Sekolah SMP
|
1280
|
24.85
|
5.
|
Tamat
Sekolah SMA
|
1043
|
20.25
|
6.
|
Tamat
Sekolah PT/Akademi
|
299
|
5.80
|
7.
|
Tamat
Strata II
|
3
|
0.06
|
Jumlah
Total
|
5.151
|
100
|
Sumber
data : Profil Desa Tahun 2008
Rentetan data kualitatif di atas
menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Desa Tempursari hanya mampu menyelesaikan
sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD sampai SMP).
Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi dan mumpuni,
keadaan ini merupakan tantangan tersendiri. Sebab ilmu pengetahuan setara
dengan kekuasaan yang akan berimplikasi pada penciptaan kebaikan kehidupan.
Rendahnya kualitas pendidikan di
Desa Tempursari, tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana
pendidikan yang ada. Di samping itu, tentunya masalah ekonomi dan pandangan
hidup masyarakat juga mempengaruhi kualitas pendidikan. Sarana pendidikan di
Desa Tempursari baru tersedia di level pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP),
sementara akses ke pendidikan menengah ke atas berada di tempat lain yang
relatif jauh.
Sebenarnya ada solusi yang bisa
menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa
Tempursari yaitu melalui pelatihan dan kursus. Namun sarana atau lembaga ini
ternyata juga belum tersedia dengan baik di Desa Tempursari. Bahkan, beberapa
lembaga bimbel dan pelatihan belum ada di Desa Tempursari. Inilah yang menjadi
persoalan dasar Desa Tempursari yang harus segera ditangani oleh Pemerintahan
Desa Tempursari sekarang ini.
Kesehatan
Masalah kesehatan adalah hak setiap
orang dan merupakan aset yang amat penting bagi masa depan bangsa secara umum.
Masyarakat yang produktif adalah masyarakat yang sehat fisik dan mentalnya.
Salah satu cara untuk mengukur status kesehatan masyarakat adalah dengan
mencermati banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Laporan warga
menunjukkan adanya gejala masyarakat yang terserang penyakit relatif tinggi,
yang antara lain disebabkan oleh infeksi pernapasan akut bagian atas, DB, cikungunya,
penyakit sistem otot dan jaringan pengikat. Data tersebut menunjukkan bahwa
gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat
cukup membahayakan dan durasi kesembuhannya juga cukup lama, yang diantaranya
disebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat. Ini
tentu mengurangi daya produktifitas masyarakat Desa Tempursari secara umum.
Tabel
5
Data
Kesehatan Masyarakat
No.
|
Uraian
|
Jumlah
|
Persentase
(%)
|
1.
|
Cacat
Mental
|
8
|
0.16
|
2.
|
Bibir
Sumbing
|
3
|
0.06
|
3.
|
Tuna
Wicara
|
10
|
0.19
|
4.
|
Tuna
Rungu
|
18
|
0.14
|
5.
|
Tuna
Netra
|
7
|
0.35
|
6.
|
Lumpuh
|
15
|
0.29
|
Jumlah
Total
|
61
|
1.18
|
Sumber data : Profil Desa Tahun 2008
Hal yang perlu juga dipaparkan
disini adalah keikutsertaan masyarakat dalam Program Kesehatan yang dilakukan
oleh pemerintah.
Tabel
6
Data
Keikutsertaan Masyarakat dalam Program Kesehatan
No.
|
Nama
Program
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1.
|
KB
|
725
|
Aktif
|
2.
|
Imunisasi
Polio dan DPT-1
|
158
|
Bayi
|
Jumlah
Total
|
883
|
Tinggi
|
Sumber
data : Profil Desa Tahun 2008
Tingkat partisipasi demikian ini
relatif tinggi. Walaupun sarana dan prasarana kesehatan kurang merata dan
memadai. Hal ini terlihat dari kondisi bangunan Polindes yang memprihatinkan
dan harus segera ditindaklanjuti.
Hal yang perlu juga dipaparkan
disini adalah kualitas balita. Dalam hal ini, dari jumlah 340 balita di Tahun
2008, masih terdapat 4 balita bergizi buruk, 26 balita bergizi kurang dan
lainnya sedang dan baik. Hal inilah kiranya yang perlu ditingkatkan
perhatiannya agar kualitas balita Desa Tempursari ke depan menjadi lebih baik.
Mata Pencaharian
Secara umum mata pencaharian warga
masyarakat Desa Tempursari dapat teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu
pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain.
Tabel
7
Data
Mata Pencaharian
No.
|
Macam
Pekerjaan
|
Jumlah
|
Persentase
(%)
|
1.
|
Pertanian
|
1.157 Orang
|
55.65
|
2.
|
Jasa/Perdagangan
1.
Jasa Pemerintahan
2.
Jasa Perdagangan
3.
Jasa Angkutan
4.
Jasa Keterampilan
5.
Jasa Lainnya
|
103 Orang
80 Orang
49 Orang
64 Orang
25 Orang
|
4.95
3.85
2.36
3.08
1.20
|
3.
|
Sektor
Industri
|
207 Orang
|
9.96
|
4.
|
Sektor
Lain
|
394 Orang
|
18.95
|
Jumlah
|
2.079
Orang
|
100
|
Dengan melihat data diatas maka
angka pengangguran di Desa Tempursari masih cukup tinggi. Berdasarkan data lain
dinyatakan bahwa jumlah penduduk usia 15-55 yang belum bekerja berjumlah 415
orang dari jumlah angkatan kerja sekitar 2.494 orang. Angka-angka inilah yang
merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Tempursari.
Keadaan Sosial
Dengan adanya perubahan dinamika
politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan
pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang
dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Tempursari dapat
dilihat dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres,
pilkada, dan pilgub) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.
Jabatan kepala desa merupakan
jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada anak cucu. Mereka
dipilih karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran, dan kedekatannya dengan warga
desa. Kepala Desa bisa diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar
peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia
berhalangan tetap.
Karena demikian, maka setiap orang
yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam
perundangan dan peraturan yang berlaku bisa mengajukan diri untuk mendaftar
menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan Kepala
Desa Tempursari pada tahun 2007. Pada pilihan kepala desa yang diikuti oleh dua
orang kandidat di tahun 2007 itu partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni
hampir 95 %.
Pada bulan Juli dan November 2008
lalu masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur putaran I
dan II secara langsung. Walaupun tingkat partisipasinya lebih rendah daripada
pilihan Kepala Desa, namun hampir 70 % daftar pemilih tetap, memberikan hak
pilihnya. Ini adalah progress demokrasi yang cukup signifikan di Desa
Tempursari.
Setelah proses-proses politik selesai, situasi
desa kembali berjalan normal. Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa
berakhir dengan kembalinya kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak
terus menerus terjebak dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai
dengan kehidupan yang penuh tolong-menolong maupun gotong-royong.
Walaupun pola kepemimpinan ada di
Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu melibatkan masyarakat
baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat
masyarakat langsung. Dengan demikian, terlihat bahwa pola kepemimpinan di
Wilayah Desa Tempursari mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.
Berdasarkan deskripsi beberapa fakta
di atas, dapat dipahami bahwa Desa Tempursari mempunyai dinamika politik lokal
yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme
pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan
sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap
minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat
dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian
masyarakat Desa Tempursari kurang mempunyai greget, terutama yang berkaitan
dengan permasalahan, kebutuhan, dan kepentingan masyarakat secara langsung.
Berkaitan dengan letaknya yang
berada di Jawa Timur suasana budaya masyarakat Jawa sangat terasa di Desa
Tempursari. Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya, suasananya sangat
dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari
dipakainya kalender Jawa/Islam, masih adanya budaya nyadran, slametan,
tahlilan, mithoni, dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi
akulturasi budaya Islam dan Jawa.
Dengan semakin terbukanya masyarakat
terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir
balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya,
sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Tempursari. Dalam rangka
merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial,
politik, agama, dan budaya di Desa Tempursari. Tentunya hal ini membutuhkan
kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi
adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan
dan konflik sosial.
Bencana Alam dan Sosial
Dalam catatan sejarah, selama ini
belum pernah terjadi bencana alam dan sosial yang cukup berarti di Desa
Tempursari. Isu-isu terkait tema ini, seperti kemiskinan dan bencana alam,
tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan masyarakat dan sosial.
Namun demikian, bukan berarti Desa
Tempursari aman dari resiko bencana alam, khususnya Tsunami, tanah longsor, dan
gempa bumi. Karena, wilayah Desa Tempursari dekat dengan Pantai Selatan Samudra
Hindia yang sering terjadi gempa bumi dan tsunami. Selain itu, mengingat
wilayah Desa Tempursari yang berupa perbukitan, maka cukup rawan terjadi
bencana tanah longsor.
Karena hal di atas, maka antisipasi
terhadap bencana alam harus selalu dilakukan. Diperlukan juga sarana dan
prasarana untuk mengantisipasi hal tersebut.
Keadaan Ekonomi
Berdasarkan data di atas diketahui
bahwa keadaan ekonomi masyarakat Desa Tempursari tergolong ekonomi lemah.
Dengan demikian perlu penanganan lebih lanjut, khususnya penyediaan lapangan
pekerjaan. Karena sebagian besar masyarakat Desa Tempursari bermata pencaharian
sebagai buruh tani, maka perlu intensifikasi pertanian.
Kondisi Pemerintahan
Desa
Keberadaan Rukun Tetangga (RT)
sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan Desa Tempursari memiliki fungsi
yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut,
terutama terkait dengan pemerintahan pada level di atasnya. Dari kumpulan Rukun
Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga; RW) terbentuk.
Wilayah Desa Tempursari terbagi
menjadi 46 Rukun Tetangga. Rukun tetangga tersebut tergabung ke dalam 12 Rukun
Warga (RW) yang tergabung ke dalam 4
Dusun yaitu: Dusun Tempursari Utara, Dusun Tempursari Selatan, Dusun
Sumbergentong Utara, dan Dusun Sumbergentong Selatan. Setiap dusun dipimpin
oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun menjadi sangat strategis seiring
banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat ini.
Sebagai sebuah desa, sudah tentu
struktur kepemimpinan Desa Tempursari tidak lepas dari struktur administratif
pemerintahan pada level di atasnya. Hal ini dapat dilihat dalam bagan berikut
ini:
Bagan
I
Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah
Desa
Tempursari

Tabel
8
Nama
Pejabat Pemerintah Desa Tempursari
No.
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
Nasikin
|
Kepala Desa
|
2.
|
Yuni
|
Sekretaris Desa
|
3.
|
Slamet
|
Staf Urusan Pemerintahan
|
4.
|
Solikin
|
Staf Urusan Keuangan
|
5.
|
Yuni
|
Staf Urusan Umum
|
6.
|
M.
Alfan
|
Kaur Kesra / Modin
|
7.
|
Rudi
S.
|
Seksi Pembangunan
|
8.
|
Didik
Kurniawan
|
Kasun Tempursari Utara
|
9.
|
K.
Suyanto (alm)
|
Kasun Tempursari Selatan
|
10.
|
Irwanto
|
Kasun Sumbergentong Utara
|
11.
|
Waris
|
Kasun Sumbergentong Selatan
|
Tabel
9
Daftar
Pengurus Badan Permusyawaratan Desa Tempursari
No.
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
Agus Winarna
|
Ketua
|
2.
|
Suwandrianto
|
Wakil Ketua
|
3.
|
Datok Sasono
|
Sekretaris
|
4.
|
FX Suyadi
|
Bendahara
|
5.
|
Sihwidiati
|
Anggota
|
6.
|
Bambang Sutrisno
|
Anggota
|
7.
|
M. Mujianto
|
Anggota
|
Tabel
10
Daftar
Pengurus LPMD Tempursari
No.
|
Nama
|
Jabatan
|
1.
|
Suryono
|
Ketua
|
2.
|
Sutatik
|
Ketua 2
|
3.
|
Saiful
Mustofa
|
Sekretaris
|
4.
|
Adi
Susanto
|
Bendahara
|
5.
|
Alfan
Masud
|
Sie Agama
|
6.
|
Erni
Kartika Wati
|
Sie Kesehatan
|
7.
|
Partin
Trihartini
|
Sie Perempuan
|
8.
|
Sutrisno
|
Sie Pendidikan
|
9.
|
Baruno
Suradi
|
Sie Pembangunan
|
10.
|
Yatimun
Hendrianto
|
Sie Kesenian
|
11.
|
Hartono
|
Sie Humas
|
12.
|
Gatot
|
Sie Lingkungan
|
13.
|
Trimoyudo
|
Sie Keamanan
|
14.
|
Nanang
Triswoko
|
Sie Olahraga
|
15.
|
Slamet
Riyadi
|
Sie Ekonomi
|
16.
|
Suprapto
|
Sie Budaya
|
17.
|
Supremi
|
Sie Hukum
|
Secara umum pelayanan pemerintahan
Desa Tempursari kepada masyarakat sangat memuaskan. Beberapa warga menyatakan
bahwa pelayanan umum seperti pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dapat
dikerjakan sesuai harapan. Begitu pula untuk pengurusan surat-surat penting
lainnya seperti akta kenal lahir dan akta kematian, sehingga secara umum
masyarakat merasa terlayani secara baik.
POTENSI
DAN MASALAH
Potensi
Potensi dan hambatan didapatkan dari
pengolahan hasil musrenbangdes, wawancara, dan observasi per-dusun. Berbagai
data yang masuk kemudian di display
dan dipilah untuk ditarik sebagai potensi dan hambatan pembangunan Desa
Tempursari. Dari sini tergambar dan dapat teridentifikasi bahwa Desa Tempursari
memiliki potensi yang sangat besar, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
alam. Sampai saat ini, potensi sumber daya yang ada belum benar-benar optimal
diberdayakan. Hal ini terjadi dikarenakan belum teratasinya berbagai hambatan
dan tantangan yang ada.
1. Potensi
A. Sumber
Daya Alam
i.
Lahan pertanian (sawah) yang masih dapat
ditingkatkan produktivitasnya karena saat ini belum dikerjakan secara optimal
ii.
Lahan perkebunan dan pekarangan yang
subur, belum dikelola secara maksimal khususnya kelapa dan bambu
iii.
Adanya penambangan tanah tras yang dapat
dipergunakan sebagai bahan atau material bangunan
iv.
Wilayah Desa Tempursari sangat baik
untuk mengembangkan peternakan seperti sapi, kambing, bebek, dan ternak lain,
mengingat banyaknya pakan untuk jenis ternak tersebut, sedangkan bidang usaha
ini baru menjadi usaha sampingan.
v.
Banyaknya sisa kotoran ternak sapi dan
kambing, memungkinkan untuk dikembangkan usaha pembuatan pupuk organik dan
biogas.
vi.
Adanya usaha perikanan air tawar
vii.
Adanya usaha meubelir dan perbengkelan
B. Sumber
Daya Manusia
i.
Siklus dan ritme kehidupan warga
masyarakat yang dari masa ke masa relatif teratur dan terjaga adatnya.
ii.
Hubungan yang baik dan kondusif antara
kepala desa, pamong desa, dan masyarakat merupakan publik sphere yang ideal untuk terjadinya pembangunan desa.
iii.
Besarnya penduduk usia produktif
disertai etos kerja masyarakat yang
tinggi.
iv.
Cukup tingginya partisipasi masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemeliharaan pembangunan desa.
v.
Masih hidupnya tradisi gotong royong dan
kerja bakti masyarakat. Inilah salah satu bentuk partisipasi warga.
vi.
Besarnya sumber daya perempuan usia
produktif sebagai tenaga produktif yang dapat mendorong potensi industri rumah
tangga
vii.
Masih adanya swadaya masyarakat (urunan
untuk pembangunan)
viii.
Kemampuan bertani yang diwariskan secara
turun-temurun.
ix.
Adanya kader kesehatan yang cukup, dari
bidan sampai para kader di posyandu yang ada di setiap dusun.
x.
Adanya penduduk yang mampu membuat
kerajinn pemeubelan kayu.
xi.
Adanya kelembagaan, organisasi, dan
kelompok-kelompok, pertanian usaha dan keagamaan desa, memudahkan dalam berkoordinasi
setiap kegiatan pembangunan.
2. Hambatan
dan tantangan
a. Rusaknya
jalan poros desa yang menguhubungkan Desa Tempursari dengan daerah lain,
terutama Tlogosari
b. Keadaan
sarana infrastruktur jalan yang masih berupa tanah dan makadam, menyebabkan
transportasi kurang lancar dan bermasalah
c. Sulitnya
pengairan pertanian terutama untuk areal persawahan, yang selama ini hanya
mengandalkan air hujan dan air irigasi.
d. Banyaknya
saluran irigasi pertania primer dan
sekunder yang rusak karena sumber air untuk irigasi yang tak terjaga.
e. Kurangnya
penguasaan teknologi pertanian sehingga menyebabkan kurang maksimalnya hasil
pertanian.
f. Kurang
maksimalnya pengelolaan hasil paksa panen
g. Rendahnya
kualitas pendidikan mayoritas warga Desa Tempursari, sehingga kurang mampu bersaing
dalam memperoleh pekerjaan maupun membuka dan menciptakan lapangan baru.
h. Usaha
meubelir, kerajinan, dan pembengkelan belum mendapatkan perhatian yang cukup
terutama soal permodalan dan pemasaran.
i.
Masih minimnya fasilitas umum, terutama
fasilitas kesehatan (sarana dan tenaga medis) dan fasilitas pendidikan.
j.
Masih minimnya pelatihan, workshop, dan
kursus untuk meningkatkan kemampuan usaha warga.
k. Belum
maksimalnya peran dan fungsi kelembagaan yang ada, baik ditingkat desa maupun
ditingkat pendukuhan
l.
Masih minimnya penghasilan ekonomi
aparat pemerintahan desa menyebabkan adanya tata kinerja yang tidak optimal.
Peta Permasalahan
Daftar peta permasalahan ini didapat
dari hasil musrenbangdes penyusunan RPJM Desa Tempursari yang menghadirkan
masing-masing perwakilan dusun yang berkompeten dan mewakili unsur-unsur yang
ada di dalamnya. Sebagai data tambahan, upaya observasi dan wawancara dengan
para pihak terkait juga dilakukan, sehingga dimungkinkan tidak ada masalah,
potensi dan usulan perencanaan pembangunan desa yang tercecer.
Semua pandangan yang muncul
diinventarisir, dicoding, dan diskoring, untuk kemudian diurutkan berdasarkan
nilai permasalahan yang mendapat skoring terbanyak di masing-masing bidang.
Karena begitu banyaknya masalah yang masuk maka diupayakan reduksi data,
sehingga masalah di sini benar-benar masalah pokok dan penting.
Dibawah ini adalah daftar masalah
yang secara kualitatif dirasakan oleh masyarakat di masing-masing dusun.
1. Hasil
Musrenbangdes untuk identifikasi masalah Dusun Tempursari Utara
No.
|
Bidang
|
Masalah
|
1.
|
Pendidikan
|
1.
Kurangnya pengertian manfaat
pendidikan
2.
Kurangnya dukungan dari orang tua
3.
Biaya sekolah tinggi
|
2.
|
Kesehatan
|
1.
Kurangnya kesadaran ibu tentang
kesehatan keluarga
2.
Kurangnya kebersihan lingkungan
3.
Tidak tersedianya air bersih dan
air terlalu banyak mengandung zat kapur
|
3.
|
Sarana
dan Prasarana
|
1.
Kondisi jalan rusak
2.
Jembatan penghubung antar desa
kurang memadai
3.
Gedung polindes perlu renovasi
|
4.
|
Lingkungan
Hidup
|
1.
Kekeringan
2.
Pembuangan sampah sembarangan
|
5.
|
Sosial
dan Budaya
|
1.
Kurang kompaknya pemuda, sehingga
sering menimbulkan gesekan dan konflik kepentingan
2.
Kurangnya alat kesenian
3.
Budaya jawa kurang diminati
pemuda
|
6.
|
Pemerintahan
|
1.
Masih minimnya penghasilan
ekonomi aparat pemerintahan
2.
Belum adanya sarana pemerintahan (Balai
Dukuh)
|
7.
|
Koperasi
dan Usaha Masyarakat
|
1.
Banyaknya warga yang tidak
mempunyai pekerjaan tetap
2.
Penghasilan pertanian kurang
3.
Pembelian pupuk pada masa tanam
sulit
4.
Banyaknya pengangguran
|
8.
|
Pertanian
|
1.
Banyak hama tikus, sehingga hasil
panen berkurang
2.
Belum berfungsinya kelompok tani
3.
Kelangkaan pupuk saat musim tanam
|
9.
|
Kehutanan
|
-
|
10.
|
Pertambangan
|
-
|
11.
|
Pariwisata
|
-
|
12.
|
Kelautan
|
-
|
2. Hasil
Musrenbangdes untuk identifikasi masalah Dusun Tempursari Selatan
No.
|
Bidang
|
Masalah
|
1.
|
Pendidikan
|
1.
Tingginya biaya pendidikan
tingkat SLTP keatas
2.
Tidak ada pelatihan peningkatan
SDM
3.
Tidak adanya lembaga pendidikan
non-formal yang mampu melatih keterampilan warga
|
2.
|
Kesehatan
|
1.
Rendahnya gizi balita
2.
Tingginya biaya kesehatan
3.
Rendahnya kesadaran periksa
kehamilan
4.
Rendahnya tingkat penyuluhan
kesehatan
5.
Tidak tersedianya sarana
kesehatan secara lengkap
6.
Kandungan zat kapur pada air
minum terlalu tinggi
7.
Kurangnya pemberantasan sarang
nyamuk menyebabkan banyak warga yang kena demam berdarah dan chikungunya
8.
Banyak warga yang belum mempunyai
MCK
|
3.
|
Sarana
dan Prasarana
|
1.
Rendahnya fasilitas mutu jalan
2.
Sarana kesehatan perlu
ditingkatkan
3.
Sarana air bersih
4.
Irigasi Pertanian
|
4.
|
Lingkungan
Hidup
|
1.
Tempat pembuangan dan pengolahan
limbah keluarga
|
5.
|
Sosial
dan Budaya
|
1.
Kurangnya pengembangan seni
tradisional
2.
Ditingkatkannya pengembangan
budaya melalui pendidikan
3.
Munculnya kesenjangan dan konflik
sosial dari program bantuan sosial semacam BLT dan lainnya
4.
Tawuran dan konflik warga dalam
acara seni dan budaya
|
6.
|
Koperasi
dan Usaha Masyarakat
|
1.
Kurangnya pengetahuan dan
pengelolaan Koperasi
2.
Rendahnya kemampuan kewirausahaan
3.
Belum adanya sarana dan prasarana
koperasi
4.
Industri kecil masih menerapkan sistem
secara tradisional (manual)
|
7.
|
Pertanian
|
1.
Banyak hama tikus, sehingga hasil
panen berkurang
2.
Belum berfungsinya kelompok tani
secara maksimal
3.
Kelangkaan pupuk saat musim tanam
4.
Kurangnya penyuluhan pertanian
|
8.
|
Kehutanan
|
-
|
9.
|
Pertambangan
|
1.
Penggalian hasil tambang masih
dengan cara manual
|
10.
|
Pariwisata
|
-
|
11.
|
Kelautan
|
-
|
3. Hasil
Musrenbangdes untuk identifikasi masalah Dusun Sumbergentong Utara
No.
|
Bidang
|
Masalah
|
1.
|
Pendidikan
|
1.
Tingginya biaya pendidikan
tingkat SLTP keatas
2.
Tidak ada pelatihan peningkatan
SDM
3.
Tidak adanya lembaga pendidikan
non-formal yang mampu melatih keterampilan warga
|
2.
|
Kesehatan
|
1.
Partisipasi imunisasi warga
rendah dan sarana air bersih kurang
2.
Kurangnya pemberantasan sarang
nyamuk menyebabkan banyak warga yang kena demam berdarah dan chikungunya
3.
Rendahnya kesadaran periksa
kehamilan
4.
Rendahnya tingkat penyuluhan
kesehatan
5.
Tidak tersedianya sarana
kesehatan secara lengkap
6.
Kandungan zat kapur pada air
minum terlalu tinggi.
7.
Kurang tersedianya air bersih
|
3.
|
Sarana
dan Prasarana
|
1.
Tidak tersedianya tempat
pembuangan sampah
2.
Sarana jalan dusun banyak yang
rusak
3.
Rendahnya fasilitas mutu jalan
4.
Sarana kesehatan perlu
ditingkatkan
5.
Belum dibangunnya irigasi
pertanian secara merata
|
4.
|
Lingkungan
Hidup
|
1.
Kekeringan
2.
Pembuangan sampah sembarangan
|
5.
|
Sosial
dan Budaya
|
1.
Munculnya kesenjangan dan konflik
sosial dari program bantuan sosial semacam BLT dan lainnya
2.
Tawuran dan konflik warga dalam
acara seni dan budaya
3.
Kurangnya pengembangan seni
tradisional
4.
Ditingkatkannya pengembangan
budaya melalui pendidikan
|
6.
|
Pemerintahan
|
1.
Masih minimnya penghasilan
ekonomi aparat pemerintahan
2.
Tidak adanya pelatihan
administrasi dan pemerintahan
|
7.
|
Koperasi
dan Usaha Masyarakat
|
1.
Problematika sektor pertanian
meliputi: rendahnya wawasan pertanian alternatif, pupuk mahal, irigasi sulit,
permainan harga panen oleh tengkulak
2.
Lapangan kerja terbatas dan
banyak pengangguran
3.
Kurangnya pengetahuan dan
pengelolaan Koperasi
4.
Rendahnya kemampuan kewirausahaan
5.
Belum adanya sarana dan prasarana
koperasi
6.
Industri kecil masih menerapkan
sistem secara tradisional (manual)
|
8.
|
Pertanian
|
1.
Banyak hama tikus, sehingga hasil
panen berkurang
2.
Belum berfungsinya kelompok tani
secara maksimal
3.
Kelangkaan pupuk saat musim tanam
4.
Kurangnya penyuluhan pertanian
|
9.
|
Kehutanan
|
-
|
10.
|
Pertambangan
|
1.
Penggalian hasil tambang masih
dengan cara manual
|
11.
|
Pariwisata
|
-
|
12.
|
Kelautan
|
-
|
4. Hasil
Musrenbangdes untuk identifikasi masalah Dusun Sumbergentong Selatan
No.
|
Bidang
|
Masalah
|
1.
|
Pendidikan
|
1.
Tingginya biaya pendidikan
tingkat SLTP keatas
2.
Tidak ada pelatihan peningkatan
SDM
|
2.
|
Kesehatan
|
1.
Partisipasi imunisasi warga rendah
dan sarana air bersih kurang
2.
Kurangnya pemberantasan sarang
nyamuk menyebabkan banyak warga yang kena demam berdarah dan chikungunya
3.
Rendahnya kesadaran periksa
kehamilan
4.
Rendahnya tingkat penyuluhan
kesehatan
5.
Tidak tersedianya sarana
kesehatan
6.
Kandungan zat kapur pada air
minum terlalu tinggi.
8.
Kurang tersedianya air bersih
|
3.
|
Sarana
dan Prasarana
|
1.
Tidak tersedianya tempat
pembuangan sampah
2.
Sarana jalan dusun banyak yang
rusak
3.
Rendahnya fasilitas mutu jalan
4.
Sarana kesehatan perlu
ditingkatkan
5.
Belum dibangunnya irigasi
pertanian secara merata
|
4.
|
Lingkungan
Hidup
|
1.
Pembuangan sampah sembarangan
|
5.
|
Sosial
dan Budaya
|
1.
Munculnya kesenjangan dan konflik
sosial dari program bantuan sosial semacam BLT dan lainnya
2.
Tawuran dan konflik warga dalam
acara seni dan budaya
3.
Kurangnya pengembangan seni
tradisional
4.
Ditingkatkannya pengembangan
budaya melalui pendidikan
5.
Belum terkoordinirnya SDM yang
ada
|
6.
|
Pemerintahan
|
1.
Masih minimnya penghasilan
ekonomi aparat pemerintahan
2.
Tidak adanya pelatihan
administrasi dan pemerintahan
|
7.
|
Koperasi
dan Usaha Masyarakat
|
1.
Problematika sektor pertanian
meliputi: rendahnya wawasan pertanian alternatif, pupuk mahal, irigasi sulit,
permainan harga panen oleh tengkulak
2.
Lapangan kerja terbatas dan
banyak pengangguran
3.
Kurangnya pengetahuan dan
pengelolaan Koperasi
4.
Rendahnya kemampuan kewirausahaan
5.
Belum adanya sarana dan prasarana
koperasi
6.
Industri kecil masih menerapkan
sistem secara tradisional (manual)
|
8.
|
Pertanian
|
1.
Banyak hama tikus, sehingga hasil
panen berkurang
2.
Belum berfungsinya kelompok tani
secara maksimal
3.
Kelangkaan pupuk saat musim tanam
4.
Kurangnya penyuluhan pertanian
|
9.
|
Kehutanan
|
-
|
10.
|
Pertambangan
|
1.
Penggalian hasil tambang masih
dengan cara manual
|
11.
|
Pariwisata
|
-
|
12.
|
Kelautan
|
-
|
Posting Komentar